BPS Prediksi Produksi Beras Turun, Pemerintah Perlu Siapkan Strategi

, 24 19-0 | 00:00:00 WIB - Oleh Scraping Airflow

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Januari-April 2024 tidak akan setinggi produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan rendahnya produksi beras pada tahun ini disebabkan oleh turunnya luas lahan sawah yang ditanami padi. Banyak lahan yang ditanami tanaman selain padi. "Luas panen padi yang biasanya terjadi pada Januari-April tahun ini diperkirakan akan menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Lahan sawah yang sedang disiapkan, lahan yang tidak ditanami, atau yang ditanami tanaman lain selain padi pada akhir 2023 lebih banyak banyak bila dibandingkan 2022," ujar Pudji, Senin (19/2/2024). Oleh karena produksi beras pada peak season tahun ini diperkirakan akan lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi pada peak season tahun sebelumnya, BPS meyakini surplus produksi beras pada Maret 2024 juga akan menurun. Pada bulan depan, produksi beras diperkirakan mencapai mencapai 3,51 juta ton, sedangkan konsumsi pada bulan tersebut diperkirakan mencapai 2,54 juta ton. Dengan demikian, surplus beras pada Maret 2024 diperkirakan hanya sebesar 0,97 juta ton. Sebagai perbandingan, surplus produksi beras pada Maret 2023 mampu mencapai 2,59 juta ton. Pasalnya, produksi beras pada bulan tersebut mampu mencapai 5,13 juta ton, sedangkan konsumsi beras dalam sebulan hanya sebesar 2,54 juta ton. "Surplus yang akan terjadi pada Maret 2024 jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada Maret 2023," ujar Pudji. Adapun harga beras terus naik dari pekan ke pekan. Rata-rata harga beras per pekan ketiga Februari 2024 sudah naik 2,92% bila dibandingkan dengan rata-rata harga pada Januari 2024. Kenaikan harga beras terjadi di 179 kabupaten/kota. Berkaca pada tren di atas, BPS berpandangan pemerintah perlu mengantisipasi dampak dari turunnya produksi terhadap laju harga beras ke depan. "Percepatan tanam dan optimasi lahan harus terus dimaksimalkan," ujar Pudji. (sap)


Silahkan Login untuk Memberikan Komentar!