Home » DDTC NEWS » BPS Umumkan Inflasi Januari 2024 Sebesar 2,57 Persen
BPS Umumkan Inflasi Januari 2024 Sebesar 2,57 Persen
, 24 01-0 | 00:00:00 WIB - Oleh Scraping Airflow
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2024 secara tahunan sebesar 2,57%.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,61%. Menurutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan pada Januari 2024.
"Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini antara lain beras, sigaret kretek mesin, bawang putih, dan tomat," katanya, Kamis (1/2/2024). Amalia mengatakan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 5,84% dan memberikan andil sebesar 1,63% terhadap inflasi umum.
Berdasarkan komponennya, dia menjelaskan komponen inti pada Januari 2024 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,68% dengan andil terhadap inflasi 1,08%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi inti di antaranya emas perhiasan, gula pasir, biaya kontrak rumah, biaya sewa rumah, dan nasi dengan lauk.
Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,74%, dengan andil terbesar yaitu 0,35%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni sigaret kretek mesin (SKM), rokok kretek tangan (SKT), sigaret putih mesin (SPM), tarif angkutan udara, dan tarif angkutan antarkota. Adapun mengenai komponen harga bergejolak, terjadi inflasi sebesar 7,22% dengan andil 1,14%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni beras, bawang putih, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras.
Dia menjelaskan laju inflasi pada bulan lalu antara lain dipengaruhi oleh kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) mulai 1 Januari 2024. Melalui PMK 191/2022, telah diatur tarif SKM dan SPM naik masing-masing sekitar 12%, sedangkan tarif cukai SKT dan sigaret putih tangan (SKP) naik sekitar 2%-5%.
Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi laju inflasi yakni kenaikan harga BBM nonsubsidi dan tingginya curah hujan. Amalia menambahkan secara tahunan seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi Papua Tengah sebesar 4,76% dan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,21%.
BPS mulai menyampaikan inflasi berdasarkan provinsi sejak rilis pada hari ini. Sementara sebelumnya, data inflasi disampaikan berdasarkan 90 kabupaten/kota yang disurvei. (sap)