Home »
DDTC NEWS » Pebisnis Wait and See, Jokowi Berharap Investasi Meningkat Usai Pemilu
Pebisnis Wait and See, Jokowi Berharap Investasi Meningkat Usai Pemilu
, 24 20-0 | 00:00:00 WIB - Oleh Scraping Airflow
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap geliat bisnis dan investasi terus meningkat usai berlangsungnya pemilihan umum (pemilu) 2024.
Presiden menyadari bahwa selama ini, khususnya menjelang pelaksanaan pemilu, tidak sedikit pelaku usaha yang memilih untuk wait and see dalam berekspansi. Mereka cenderung melihat perkembangan politik yang memanas.
"Sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS. Kita harapkan arus modal masuk, investasi sehabis pemilu ini bisa bergerak lebih meningkat dan lebih baik lagi," kata Jokowi dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024). Presiden juga meyakini perekonomian Tanah Air bisa melanjutkan tren pertumbuhan positif pada 2024. Berkaca pada 2023 lalu, ekonomi RI sanggup tumbuh 5,05% dengan inflasi yang terjaga di angka 2,57%.
Tak cuma itu, cadangan devisa RI juga tercatat mencapai US$145 miliar. Neraca perdagangan terpantau surplus US$36 miliar atau setara Rp570 triliun. Defisit transaksi berjalan bertahan di surplus 0,16%.
"Saya kira angka-angka seperti ini harusnya kita optimistis terhadap ekonomi Indonesia di 2024," kata presiden. Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak di sektor jasa keuangan tetap waspada tehadap cepatnya pergerakan ekonomi global dan masifnya disrupsi teknologi.
"Kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di 1998, di Asian financial crisis, kemudian di 2008 juga global financial crisis, dan juga di berbagai–kita lihat jatuhnya Silicon Valley Bank ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita," kata presiden.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan serta memperkuat tingkat inklusi dan literasi keuangan. Pemerintah mencatat tingkat inklusi keuangan Indonesia baru di angka 75%, sedangkan tingkat literasi keuangan nasional masih di angka 65% pada 2023.
Lebih lanjut, Kepala Negara mendorong pengembangan UMKM melalui perbankan dan asuransi. Presiden pun menjelaskan bahwa dibutuhkan sebuah strategi untuk meningkatkan kredit perbankan terhadap UMKM.
“Kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih di angka 19 persen ini perlu sebuah trobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan terhadap UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik,” ucap Presiden. (sap)